TANAHAIRNEWS.COM//YOGYAKARTA – Jaringan Petani Milenial Sleman gelar launching Badan Usaha dengan branding PT Petani Milenial di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman.
Launching dihadiri langsung Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi.
Pembentukan Badan Usaha ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga konsistensi usaha petani milenial di wilayah Sleman. Pasalnya hingga saat ini jumlah petani milenial di Sleman sudah mencapai 800 orang lebih dan memerlukan wadah kolaborasi yang mumpuni.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyadari peran generasi muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting, untuk meningkatkan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, Kementan terus mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
“Pemuda sebagai generasi milenial harus memiliki motivasi dalam bidang pertanian untuk menggerakkan pertanian di Indonesia. Hadirnya petani serta wirausahawan pertanian milenial berperan penting dalam mendorong pengembangan jejaring usaha di wilayahnya. ujar Syahrul.
Menteri Pertanian menambahkan, transformasi mau tidak mau akan mengubah cara kita menjalani manajemen usaha pertanian, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. “Saya yakin di tangan generasi milenial pembangunan pertanian akan lebih mudah dicapai,” tutur Syahrul.
Pembentukan Badan Usaha ini selaras dengan arahan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Dedi mengatakan setidaknya ada 3 amunisi utama untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Kita semua harus berupaya menjadikan pertanian itu menguntungkan, menghasilkan duit yang banyak. Setidaknya ada tiga amunisinya. Pertama yaitu petani milenial harus terapkan smart farming, karena dengan smart farming produktivitas akan meningkat, kualitas produk juga meningkat dan ongkos produksi bisa ditekan,” jelas Dedi.
Amuni kedua, lanjut Dedi, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diibaratkannya sebagai bensin, “KUR itu bahan bakar usaha, kerjasama permodalan dapat memperbesar skala usaha.”
Amunisi yang ketiga, yaitu kolaborasi. Dedi berharap jumlah petani milenial yang semakin bertambah dapat diimbangi dengan semangat kolaborasi yang tinggi.
“Saling belajar, yang sudah sukses diternak silahkan berbagi ilmu ke teman yang sedang merintis usaha ternak. Yang masih kesulitan dibudidaya sayur, belajar dengan yang sudah mahir. Kolaborasi, seperti yang saat ini kalian lakukan dengan membentuk badan usaha ini,” ujarnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo yang berkesempatan hadir langsung juga berkomitmen mendukung pengembangan petani milenial di wilayahnya.
“Melalui wadah Badan Usaha ini tentu menjadi modal atau pegangan bagi anak-anakku petani milenial, untuk mengembangkan usahanya, berjejaring, dan mengakses permodalan”, jelasnya.
Kustini juga mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pertanian yang senantiasa aktif mendampingi kegiatan pembangunan di wilayah Sleman melalui Unit Kerja di Wilayah DIY, salah satunya melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), “Kami harap kerjasama ini terus berlanjut dan berjalan apik”, harap Kustini.
Pada kesempatan yang sama Taufik Mawadani, selaku Ketua Jaringan Petani Milenial Sleman turut mengatakan bahwa pembentukan PT Petani Milenial Sleman ini juga merupakan salah satu cara menjaga marwah dan amanah yang sudah diberikan untuk memastikan eksistensi petani milenial Sleman.
PT Petani Milenial Sleman yang terbentuk sejak Februari 2023 ini memiliki misi utama untuk memberi ruang bagi petani milenial dalam mengembangkan jejaring usaha.
“Fokus kami di pemasaran dan pelatihan. Kami berusaha menyambungkan petani milenial dengan off taker dan dipayungi secara legal oleh PT Petani Milenial. Kami juga konsen meningkatkan kemampuan anggota dengan mengadakan pelatihan, baik pelatihan teknis maupun manajerial,” tandas Dani.
Kedepan Ia juga berharap PT. Petani Milenial Sleman terus berkembang pesat namun tidak meninggalkan cita-cita utamanya sebagai agrosociopreneur, “Tidak melulu berorientasi bisnis, tapi diimbangi dengan sosial.” tandas Dani.