TANAHAIRNEWS.COM//GUNUNG KIDUL – Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program pompanisasi diberbagai daerah, salah satunya Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Dengan memanfaatkan Irigasi pompanisasi, gerakan tanam padi dilaksanakan di Kelompok Tani Handayani 2 Dusun Purworejo, Desa Jurangjero, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Kamis (19/9/2024).
Hal ini membuktikan program pompanisasi memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas lahan. Hingga 13 September 2024, tercatat realisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) mencapai 1.338.888 hektar atau 74,90% dari target, dengan kontribusi pompanisasi mencapai 1.048.930 hektar atau 91,99% dari total luas tanam.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan perlunya memaksimalkan penggunaan pompa dan optimalisasi lahan (oplah) untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT).
“Tolong maksimalkan pompa dan oplah, karena capaian LTT perlu ditingkatkan target hariannya. Mohon fokus tingkatkan LTT,” tegas Mentan Amran.
Ia juga terus mendorong pencapaian target LTT agar tujuan swasembada pangan dapat tercapai.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mendorong jajarannya untuk memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
Menurutnya, saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.
Sementara itu, pelaksanaan program irigasi pompanisasi di Kabupaten Gunung Kidul dipantau Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Bambang Sudarmanto, yang juga penanggung jawab PAT Kabupaten Gunung Kidul.
Dalam kesempatan itu, Bambang Sudarmanto mendorong pemanfaatan bantuan irigasi pompanisasi ini.
“Dari 58 bantuan irigasi pompanisasi di Provinsi Yogyakarta, sebanyak 39 unitnya digelontorkan di Gunung Kidul. Kami berharap bantuan irigasi pompanisasi ini bisa dioptimalkan dengan lahan yang ada di Ngawen ini,” kata Bambang.
Ia menekankan perlunya perawatan tanam yang benar, agar produktivitas bisa naik. Mengingat meskipun tanaman padi bukan tanaman air, namun butuh air yang banyak.
“Kenapa harus padi? Luas pertanaman padi di Indonesia turun drastis akibat El-Nino. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan pangan, Gunung Kidul mendapat target yang cukup besar. Namun dari target, DIY baru mencapai 59 %.” tutur Bambang.
Untuk itu, Ia bersama BSIP Yogyakarta, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi DIY, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Kodim Gunung Kidul, Babinsa Kecamatan Ngawen, Danramil Ngawen, Kapolsek Ngawen akan melakukan monitoring pemanfaatan irigasi pompanisasi ini.